Inilah Maleo, Burung Cerdik dari Sulawesi! Simak Penjelasannya - Semua  Halaman - Bobo

1. Yuk, Kenalan Dulu Sama Burung Maleo

Pernah dengar nama Maleo https://wisatatpikota.id/ ? Ini bukan tokoh kartun atau nama makanan, tapi burung asli Indonesia yang keren banget. Maleo cuma bisa ditemukan di Pulau Sulawesi. Jadi bisa dibilang, burung ini benar-benar spesial dan endemik!

Yang bikin Maleo beda dari burung lain adalah cara dia bertelur. Nggak pakai sarang di pohon atau tanah biasa, tapi malah bertelur di pasir panas! Nah loh, burung apa coba yang nyari “pantai” buat numpahin telurnya?


2. Burung Tapi Gaya Hidupnya Kayak Petualang

Maleo ini termasuk burung ukuran sedang, sekitar 55 cm panjang tubuhnya. Warna bulunya hitam, dadanya agak merah muda, dan ada “mahkota” di kepalanya. Unik banget!

Tapi yang paling menarik adalah gaya hidupnya. Burung ini nggak suka ribet urus anak. Jadi, setelah betina bertelur di pasir panas (biasanya di sekitar kawasan geothermal atau pantai berpasir hangat), mereka langsung tinggal pergi.

Anaknya? Nanti menetas sendiri, dan langsung menggali pasir buat keluar, terus hidup mandiri! Keren banget, kan?


3. Kenapa Telurnya Ditimbun di Pasir Panas?

Maleo pintar banget memanfaatkan alam. Mereka tahu bahwa suhu dari panas bumi atau sinar matahari bisa jadi “inkubator alami”.

Telur-telur Maleo dikubur di dalam pasir dengan kedalaman sekitar 50 cm sampai 1 meter. Suhu pasirnya sekitar 33-35 derajat Celsius, pas banget buat menetaskan telur tanpa perlu dierami oleh induknya.

Yang luar biasa, setelah menetas, anak Maleo bisa langsung terbang pendek dan bertahan hidup sendiri. Bisa dibilang, ini burung yang langsung “dewasa sejak lahir”.


4. Fakta Seru Soal Telur Maleo

Siapa sangka, telur burung Maleo ini 5 kali lebih besar dari telur ayam! Bahkan ukurannya hampir kayak telur angsa.

Beberapa fakta serunya:

  • Berat telur bisa sampai 300 gram

  • Dalam satu musim, betina bisa bertelur hingga 10 butir

  • Telurnya dulu sempat jadi incaran warga buat dikonsumsi (sayangnya, ini merusak populasi)

  • Anak Maleo langsung aktif begitu menetas—tanpa bantuan induk sama sekali

Kalau kamu nemu telur Maleo di alam liar, jangan diambil, ya. Mereka termasuk satwa yang dilindungi.


5. Ancaman Buat Si Maleo Petualang

Meski keren dan unik, sayangnya Maleo sekarang masuk daftar hewan terancam punah. Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Perusakan habitat (penebangan hutan dan pembukaan lahan)

  • Perburuan telur oleh manusia

  • Gangguan hewan liar seperti biawak atau babi hutan yang suka makan telur

Karena itu, berbagai lembaga konservasi sekarang berusaha keras menjaga populasi Maleo, terutama di taman nasional seperti Taman Nasional Lore Lindu dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.


6. Upaya Konservasi: Menjaga Warisan Alam Sulawesi

Ada harapan, kok. Banyak komunitas dan organisasi yang mulai serius menjaga burung Maleo. Mereka bikin penangkaran semi-alami, edukasi masyarakat, dan patroli telur.

Bahkan beberapa desa mulai menjadikan kawasan bertelur Maleo sebagai ekowisata, supaya warga bisa dapat penghasilan tanpa harus merusak alam.

Sekarang, kalau kamu jalan-jalan ke Sulawesi Tengah atau Utara, bisa ikut tur melihat Maleo bertelur—tapi tentu saja dengan aturan konservasi yang ketat, ya.


7. Pelajaran dari Maleo: Alam Punya Cara Unik

Maleo ngajarin kita kalau alam punya caranya sendiri buat bertahan. Meski kecil dan nggak populer kayak elang atau harimau, burung ini punya peran penting di ekosistemnya.

Dari caranya bertelur di pasir sampai anaknya yang bisa mandiri sejak menetas, semuanya menunjukkan betapa canggihnya insting alam.

Yuk, kita dukung terus upaya pelestarian satwa langka seperti Maleo. Mulai dari nggak beli telur satwa liar, ikut kampanye lingkungan, sampai ngajak orang lain buat peduli juga.